Sastra Anak
(Burhan Nurgiyantoro)
(Burhan Nurgiyantoro)
Sastra
Anak untuk usia dini terdiri dari beberapa kategori diantaranya:
1. Puisi Lagu Dolanan
Para
orangtua menyanyikan lagu-lagu pengantar tidur untuk anak-anaknya. Lagu-lagu
tersebut dinyanyikan sambil menggendong, mengayun-ayunkan sang anak, atau
sambil menepuk-nepuk kecil pantat sang anak. Tujuan dinyanyikannya nyanyian itu
untuk membuat si anak terlelap, membuatnya senang, terhibur, membuatnya berhenti menangis.
Jadi Puisi Lagu Dolanan adalah lagu, syair, puisi dengan latar belakang daerah
tertentu dengan permainan bahasa yang enak di dengar dan merdu untuk lagu
penghantar tidur. Contoh Puisi Lagu Dolanan ada pada lirik-lirik tembang Jawa,
maka biasa disebut Puisi Tembang Dolanan seperti: Gmbang Suling, Gundul-Gundul
Pacul, Menthog-menthog.
2. Cerita Lisan (Folklor)
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Folklor adalah adat istiadat tradisional
dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun tetapi tidak dibukukan. Jadi ciri-ciri
Folklor antara lain:
1) Bersifat turun-temurun
2) Tidak diketahui siapa penciptanya
3) Bersifat menghibur dan memberikan
makna dan pelajaran moral
4) Kebenarannya tidk dapat dipastikan
5) Karena tidak diketahui penciptanya,
maka Folklor adalah cerita yang universal
Contoh
Folkor antara lain, Lagenda, dongeng, mitos, upacara, nyanyian rakyat
3.
Bacaan Awal Untuk Anak
Dalam
pertumbuhannya seorang anak membutuhkan pendaping yang mampu menuntun
pertumbuhan diri dan sosialnya. Sastra Anak menjadi jawabannya. Untuk itulah
Satra Anak
sangat penting untuk mengenalkan anak pada hal-hal dasar hingga hal-hal
kompleks. Maka Bacaan Awal untuk anak terdiri dari 5 kategori :
a. Buku Alphabet
Dalam buku Sastra Anak oleh Burhan
Nugiantoro, disebutkan Buku Alfabet (Alphabet Books) sering juga disebut
sebagai buku ABC (ABC Books). Buku alphabet adalah buku yang dipergunakan untuk
memperkenalkan, mengajarkan, dan mengidentifikasi huruf-huruf secara
sendiri-sendiri khususnya setelah anak mulai belajar membaca dan menulis (Huck,
dkk, 1987 : 163).
Buku Alfabet pada umumnya tidak
langsung menuliskan urutan abjad pada alphabet. Namun dirangkai sedemikian rupa
dengan obek-obek seperti hewan atau benda yang bentuknya mirip dengan abjad
dalam alphabet. Hal ini dimaksudkan supaya otak anak dirangsang dengan hal-hal
yang sudah dia lihat, dan lebih mudah mengingatnya. Buku alphabet bukan saja
bertujuan mengajarkan anak tentang urutan Abjad A, B, C, D, dst namun otak anak
juga akan dirangang untung megingat bentuk, membedakannya, sera menghapal
urutanya.
b. Buku Berhitung
Dalam buku Sastra Anak oleh Burhan Nugiantoro, disebutkan
Buku Berhitung (Counting Books) adalah buku lain yang juga biasa dipergunakan
untuk literasi awal pada anak usia prasekolah atau sekolah di kelas awal, yaitu
mulai usia sekitar 3 tahun. Sama halnya dengan buku Alfabet, Buku berhitung
juga berjutuan mengenalkan anak pada angka-angka konsep-koncep perhitungan
dasar, tetapi menggunakan benda atau objek menarik, sering dilihat dan mudah
diingat. Misalnya saja untuk pelajaran penjumlahan, dapat menggunakan objek
kelereng, ikan, bangku, meja, dll. Selain itu dapat dengan mewarnai angka,
dapat pula dengan cerita-cerita berkaitan dengan perhitungan.
c. Buku Konsep
Dalam buku Sastra Anak oleh Burhan Nugiantoro, disebutkan
Buku Konsep (Concept Books) adalah buku yang dipergunakan untuk mendeskripsikan
berbagai dimensi dan jenis objek atau berbagai konsep yang abstrak kepada anak.
Dalam buku konsep diajarkan mengenai hal-hal yang terjadi dilingkungan sekitar
anak. Misalnya tentang tata surya. Contoh buku konsep adalah Ensiklopedi Anak.
Dimana Ensiklopedi ini berbeda dari ensiklopedi umum, ensiklopedi anak
dirancang untuk menggugah otak anak melihat hal-hal abstrak di
sekelilingnya dengan lebih mendalam namun tetap pada konsep menarik, mudah
diingat dan seru untuk dibaca.
d. Buku Gambar Tanpa Kata
Buku gambar tanpa kata adalah buku Sastra Anak yang lebih
bertujuan membangun kemampuan literasi anak, menggugah imajinasi, perasaan, dan
kecerdasan anak melalui gambar-gambar yang tersaji. Misalnya buku mewarnai.
Dalam buku mewarnai, sudah tersedia gambar tanpa adanya keterangan gambar
tersebut. Tetapi melalui gamar tersebut si anak akan dipicu untuk memahami apa
yang sedang terjadi pada gambar tersebut. Misalnya mewarnai Cinderella yang
sedang membersihkan lantai.
e. Buku Bergambar
Buku bergambar sebenarnya adalah buku cerita tulisan yang
dilengkapi ilustrasi pendukung. Buku bergambar ini dapat juga berupa buku
panduan untuk anak. Misalnya panduan menggosok gigi untuk anak. Di dalam buku
itu akan ada gambar anak menggosok gigi berikut keterangannya. Hal ini
dilakukan supaya anak terpicu melakukan apa yang ada di dalam buku tersebut.
Komentar
Posting Komentar